Artikel Sekolah





S
ekolah tidak selalu menyenagkan dan hal yang menyenangkan tidak selalu di sekolah.  Itu adalah sebuah fakta yang tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya. Kata-kata itu bukanlah sebuah bualan belaka namun, menjadi sebuah realita yang benar adanya. Faktanya, masih banyak para pelajar yang mendapatkan “bully” atau suatu kekerasan di sekolah. Kekerasan itu terjadi baik secara fisik maupun psikis. Kekerasan fisik biasa terjadi pada seorang siswa yang kondisi fisiknya terlihat lebih lemah daripada teman-temannya. Sebagai contohnya adalah ketika ada seorang teman di sekolah yang mempunyai badan yang kecil dan terlihat tidak berdaya biasanya sering mendapatakan bully di sekolahnya. Kekerasan yang di dapat anak seperti itu biasanya lebih cenderung ke fisik. Contoh lain dari kekerasan di sekolah adalah apabila seorang anak yang mempunyai keterbatasan fisik seperti cacat fisik dan sebagainya. Para anak yang mengalami seperti itu biasanya cenderung mendapat kekerasan secara psikis karena mendapat ejekan dari teman-temannya.

              Selain itu bentuk lain dari kekerasan yang ada di sekolah adalah ketika terjadinya tawuran antar sekolah yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Sebuah fenomena yang sepertinya sangat sulit untuk dihilangkan di kalangan pelajar khususnya di tingkat SMA. Hal semacam itu seperti sudah menjadi sebuah tradisi di sekolah-sekolah. Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah hal semacam itu terjadi ? Sebenarnya Pemerintah kita telah mengupayakan pencegahan hal semacam itu dengan menanamkan pendidikan karakter di sekolah. Sebenarnya usaha Pemerintah itu tidaklah buruk, karena bila kita dapat merubah karakter para pelajar menjadi lebih baik mungkin hal-hal semacam kekerasan di sekolah dapat menghilang secara perlahan.

Seharusnya sekolah dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk menciptakan generasi penerusbangsa yang dapat menjadikan bangsa kita ini menjadi lebih baik dan kembali menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Semua itu dapat terwujud apabila semua elemen dapat bersatu. Tidak hanya dari usaha Pemerintah yang membentuk karakter bangsa namun, peran para pelajar dan orangtua juga penting bagi pembentukan karakter yang lebih baik. Ayo para pelajar selamatkan bangsa ini dari keterpurukan kalau tidak pada kalian kepada siapa lagi ?


GOLDEN GOAL
Assalamuallaikum..
The Golden Goal Rule
Kali ini saya akan membagi info mengenai sebuah peraturan dalam sepak bola yang sudah tak digunakan pada saat ini. Golden goal atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan gol emas. Golden gol itu sendiri merupakan sebuah peraturan dimana apabila suatu pertandingan (dalam format gugur atau cup) menghasilkan skor 0-0 setelah 2 kali 45 menit berlangsung, maka akan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu selama 2 kali 15 menit. Nah disinilah perbedan aturan golden goal dengan aturan yang dipakai saat ini, dalam aturan golden goal saat memasuki perpanjangan waktu 2 kali 15 menit apabila tim A telah berhasil membuat gol lebih dahulu daripada tim B dalam periode perpanjangan waktu itu, maka pertandingan akan selesai dan tim A keluar sebagai pemenang dalam pertandingan tersebut  walaupun perpanjangan waktu yang diberikan belumlah habis habis. Peraturan golden goal ini pertama kali diterapkan di euro 1996.

Kala itu timnas Jermanlah yang mendapat keuntungan dari diberlakukannya peraturan golden goal. Sang penyelamat Jerman kala itu adalah Oliver Bierhoff yang berhasil mencetak goal pada menit ke-95. Gol tersebut membuat jerman unggul 2-1 dan akhirnya membuat Jerman juara. Gol dari  Oliver Bierhoff itu sebenarnya terjadi pada menit ke-5 babak pertama saat perpanjangan waktu. Namun, karena peraturan golden goal kala itu telah diberlakukan maka Republik Ceko yang menjadi lawan Jerman saat itu harus mengaku kalah. Karena dianggap kontroversial, maka akhirnya peraturan golden goal inipun tak bertahan lama pada piala dunia 2002 peraturan ini sudah tak dipakai. Itulah sedikit info dari saya mengenai salah satu peraturan kontroversial dalam sepakbola semoga dapat menambah wawasan bagi para pembaca..